viraldo lopulalan
1PA16
19513165
Ø Pengertian penderitaan  
   
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal 
dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain. 
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan
yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada
pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan
belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari
seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak
saudara. 
Menurut
agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan
dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya. 
Penderitaan
adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan. 
  
Ø siksaan 
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun
jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat
psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan. 
Siksaan Yang Sifatnya Psikis : 
Kebimbangan. 
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan
dipilih. 
Kesepian. 
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. 
Ketakutan. 
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak
pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. 
vpenyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain: 
Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup. 
Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi. 
Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di
tempat gelap. 
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa
sakit yang akan dialami. 
Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena
merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. 
Ø Kekalutan
mental 
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut : 
1.    nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung 
2.    nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah. 
3.    Selalu iri
hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia
menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi
diri dan bunuh diri. 
4.    Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social 
5.    Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis) 
6.    Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
Tahap –
tahap gangguan jiwa : 
Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya. 
Usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan. 
Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan 
Krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. 
Dipicu
oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah. 
Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya.  
Penderitaan dan Perjuangan 
   
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan. 
 Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya. 
Pembebasan dari
penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya. 
Pengaruh
Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia 
Penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. 
Orang yang
merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa
malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat
menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan  kekalutan
mental. Kekalutan mental merupakan  suatu keadaan dimana jiwa
seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa
tidak berdaya. 
Gejala-
gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut : 
a) Fisiknya
sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung. 
b) Jiwanya
sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme). 
Terkadang
kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa  dikarenakan
kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
sehingga orang tersebut merasa rendah diri. 
Contoh–contoh Penderitaan dan
Penyebabnya 
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi 
menjadi 2 bagian sebagai berikut : 
Nasip buruk penderitaan ini karenakan
perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di
tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu
sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab
tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut. 
Kehilangan
orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya. 
Kemiskinan , banyak orang yang mederita
karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya
sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki
sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas
apa yang telah di berikan oleh tuhan. 
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan. 
Tahap –
tahap gangguan jiwa :
Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
Usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
Dipicu
oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. 
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
 Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
Pengaruh
Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang
merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa
malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat
menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan  kekalutan
mental. Kekalutan mental merupakan  suatu keadaan dimana jiwa
seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa
tidak berdaya.
Gejala-
gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya
sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya
sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme).
Terkadang
kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa  dikarenakan
kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
Contoh–contoh Penderitaan dan
Penyebabnya
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi 
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
Nasip buruk penderitaan ini karenakan
perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di
tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu
sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab
tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Kehilangan
orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang mederita
karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya
sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki
sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas
apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.







0 komentar:
Posting Komentar